Laporan Baca Institutio (Yohanes Calvin)
Informasi Buku
Judul Buku : Institutio
Judul Buku : Institutio
Nama
pengarang : Yohanes Calvin
Tahun
terbit :
2015
Jumlah
halaman : 350
Cetakan
ke :
11
Ketebalan
Buku : 21 cm
KITAB PERTAMA
PENGETAHUAN TENTANG ALLAH YANG
TELAH MENCUPTAKAN DUNIA DAN SENATIASA MEMERINTAHNYA
BAB
I-II
Pengetahuan
Tentang Allah Dan Pengetahuan Tentang Diri Kita Sendiri
Seluruh hikmat manusia
terdiri dari 2 bagian: kalau kita mengenal Allah, maka kita mengenal diri kita
sendiri. Namun tidak mudah bagi kita melakukan itu.
Karena tidak seorangpun
yang dapat mengamati dirinya dengan melibatkan Allah. Sangat jelas karunia yang
diberikan Allah dalam hidup kita.kejatuhan manusia dalam dosa tidak hanya
membawa pengaruh buruk. Tapi supaya kita dapat mengenal Allah dan merendah diri
dihadapanNya, sebab kita punya banyak kesengsaraan.
Bila tidak ada rasa
keagamaan kita tidak dapat mengenal Allah. Kesalehan adalah rasa hormat
disertai rasa kasih kepada Allah. Dengan mengenal Allah kita dapat percaya dan
menghormatiNya.
Bab
III-IV
Manusia
Mengaburkan Pengetahuan Tentang Allah Yang Telah Ditanamkan Dihatinya
Dalam hati kita, kita
dapat mengenal/mengetahui Allah (kita mempunyai pengetahuan akan diriNya).
Agama bukanlah penemuan orang licik. Walaupun ada beberapa orang yang tidak
percaya dan menyalahgunakan kekuasaannya di bidang keagamaan, namun mereka
tidak akan mencapai maksud mereka.
Hanya dengan
pengetahuan akan Allah yang membedakan manusia dari binatang.
Seiring perkembangan,
banyak orang yang tenggelam didalam takhayul dan kejahatan yang akhirnya
menutupi pengetahuan mereka akan Allahdengan demikian tidak ada lagi kesalehan
dalam dunia. Disini jelas bahwa mereka bukan tanpa pengetahuan akan Allah, tapi
mereka sendiri yang memendamkan pengetahuan itu dalam kejahatan yang mereka
lakukan.
Bab
V
Manusia
Menyia-nyiakan Penyataan Allah Dalam Alam Semesta
Melalui karya-karyaNya
Allah memperlihatkan kekuasaanNya kepada tiap orang tanpa memandang latar
belakang orang tersebut. Ada beberapa orang yang menganggap alam sebagai
penguasa tertinggi di dunia dan menyingkirkan Allah. Meskipun keagungan yang
tidak nampak melalui alam yang diciptakanNya, kita tidak akan mampu mengerti
Dia tanpa Iman kita. Meskipun kemampuan kita kurang untuk sampai pada pengetahuan
murni dan terang Allah, namun hal itu tidak membuat kita menutupi karyaNya dan
tidak memuji Allah.
Bab
VI-IX
Penyataan
Allah Di Dalam Alkitab
Alkitablah yang menjadi
sumber belajar bagaimana Allah pencipta dunia. Allah dinyatakan sebagai pencipta,
ditujukan pula pada kita apa yang harus kita ketahui mengenai Dia, agar kita
tidak kehilangan arah. Firman Allah setelah dicatat menjadi kitab suci melalui
wahyu-wahyu/penglihatan-penglihatan dari para bapa leluhur.
Wibawa Alkitab tidak
berdasarkan pengakuan Gereja. Gereja didirikan atas dasar kitab-kitab para nabi
dan pemberitaan para rasul, maka sudah semestinya ajaran itu didahului karena
tanpa pengantar yang mempersiapkan kita untuk mempersiapkan kita untuk
kepercayaan akan Injil. Wibawa Alkitab diteguhkan oleh kesaksian Roh Kudus
didalam batin kita.
Firman dan Roh
mempunyai tugas masing-masing, Firman sebagai sumber pengajaran, dan Roh
sebagai penerima ajaran.
Bab
X
Sifat-sifat
Allah
Sifat-sifat Allah dalam
Alkitab sama dengan yang digambarkan oleh alam. Ketiga sifat Allah: Kasih,
keadilan dan kebenaranNya.
Bab
XIII
AllahTritunggal
Allah
menyatakan diriNya Esa dengan pengertian bahwa Dia hendak direnungi sebagai
tiga pribadi yang berbeda-beda. Jika kita tidak berpegang pada yang Tiga itu,
maka kita tidak mengerti Allah yang sebenarnya.
Apakah boleh memakai
isitilah-istilah yang tidak terdapat di Alkitab? Kita tidak boleh sembrono
dan angkuh dalam memakai istilah-istilah itu. Bapa, Anak dan Roh Kudus
merupakan satu Allah’ dalam pada itu; Anak bukanlah Bapa, dan Roh bukan Anak,
tapi mereka dibedakan oleh sifat khusus.
Perbedaan dan kesatuan
antara Bapa, Firman dan Roh. Anak mempunyai kekhasan membedakanNya dari Bapa:
sebab tak mungkin Firman ada besama-sama dengan Allah, kecuali jika Firman itu
lain dari Bapa, dan tidak mungkin Firman punya kemuliaan dihadapan Bapa, jika
tidak berbeda dari Bapa. Demikian pula Anak membedakan diriNya dari
Bapa. Perbedaan Roh Kudus dan Bapa dinyatakan oleh Yesus Kristus waktu Dia
berkata bahwa Roh itu terbit dari Bapa.
Bab
XIV-XV
Penciptaan
Dunia Dan Manusia
jangan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dijawab di Alkitab. Tidak berguna bagi kita untuk menyelidiki hal-hal yang tidak kita
mengerti/diluar nalar, sebab jika pikiran manusia menembus sampai disitu, ia
harus gagal seratus kali dalam usahanya itu. Tidak berguna mengetahui apa yang
disembunyikan oleh Allah sendiri agar menguji Iman kita.
Palajaran yang kita
ambil dari penciptaan. Betapa
banyaknya hikmat, kekuasaan, keadilan, kasih setia Allah dalam penciptaan dunia
ini, tidak akan ada kepandaian-kepandaian/keahlian-keahlian di dunia ini tanpa
Allah.
Penciptaan manusia
sebagai gambar Allah. Manusia diciptakan karena dari semua karya Allah, manusia
adalah bukti dari keadilanNya, dari hikmat dan kebaikanNya yang paling luhur
dan pantas dipandang.
Jiwa bukan emanasi
(pemancaran) dari Allah. Jiwa walaupun dalamnya tertera gambar Allah, tapi
menciptakan itu bukan menuangkan, tapi permulaan keberadaan dari ketiadaan.
Bab
XVI-XVII
Pemeliharaan
Allah
Pemeliharaan Allah tidak
sama dengan takdir, nasib dan kejadian kebetulan. Pemeliharaan Allah yang diajarkan di Alkitab, harus dianggap
bertentangan dengan nasibdan kejadia-kejadian yang kebetulan. Tapi karena
tertib, sebab, tujuan, dan keharusan segala sesuatu yang terjadi kebanyakan
tersembunyi dalam putusan Allah dan tidak dimengerti manusia, maka seakan-akan
kebetulanlah yang terjadi dengan pasti berasal dari Allah.
KITAB KEDUA
PENGETAHUAN TENTANG ALLAH YANG
TELAH MENJADI PENYELAMAT KITA DI DALAM KRISTUS. PENGETAHUAN INI PERTAMA-TAMA
DITANYAKAN KEPADA PARA BAPA LELUHUR YANG HIDUP DIBAWAH HUKUM TAURAT, KEMUDIAN
JUGA KEPADA KITA YANG HIDUP DIBAWAH INJIL
Bab
I
Dosa
Turunan
Kita patut menyadari
keadaan kita yang sebenarnya. Maksudnya agar kita menyadari bahwa diri kita
sendiri bukan milik kita sendiri, sebab segala sesuatu berasal dari Allah dan
milik Allah. Karena itu kita selama-lamanya bergantung padaNya. Dan hendaklah
kita menyadari segala dosa kita yang dimulai dari Adam dan menjadi rendah hati
serta dilanda rasa malu. Sejak Adam berpaling dari Allah, ia telah jatuh dalam
dosa. Kebinasaan kita datang dari daging bukan dari Allah, karena rasa ingin
tahu yang besar, maka ia nekad dan berbuat (jatuh kedalam) dosa, hal inilah
yang dinamakan dosa turunan.
Bab
II-V
Dosa
Dan Kebebasan Kemauan Manusia
Manusia terancam bahaya
dari dua jurusan, yang pertama bila manusia dikatakan tidak mempunyai kebenaran
maka itu akan menjadi alasan bagi dirinya senidri untuk merasa puas. Karena
dikatakan tidak mampu mengejar kebenaran. Pihak lain, kalau ada sedikitpun,
diasalkan kepada manusia, maka Allah dirampas kehormatanNya dan manusia runtuh
dengan mengandalkan diri sendiri. Dengan ringkas beberapa pendapat para filsif
mengenai kebebasan kemauan manusia: daya pikir akal manusia cukup untuk
menuntun dengan baik, kemauan dibawah akali dapat jadi sumber kejahatan/dosa,
mengingat bahwa kemauan itu bebas memilih, ia tidak dapat dicegah kalau mau
mengikuti akal semata-mata. Bila para penulis membicarakan kebebasan, mereka
tidak begitu mengindahkannya, tapi memperhatikan apakah kebebasan itu
menghasilkan ketaatan pada hukum Allah.Menurut Calvin, kehendak bebas tidak
menyanggupkan manusia berbuat baik, kecuali dibantu anugerah Allah. Manusia
dikatakan punya kehendak bebas bukan karena dapat melakukan apapun, tapi karena
lebih memilih melakukan kehahatan menurut kemauannya bukan paksaan.
Ditengah-tengah kerusakan kodrat manusia masih ada satu tempat bagi anugerah
Allah bukan untuk membersihkan kerusakan itu, malainkan untuk mengendalikanNya,
hanya dengan kekuatan Allah-lah kemauan manusia bisa bertobat. Mengikuti
anugerah yang diberikanNya pun bukan merupakan hasil usaha kemauan kita.
Bab
VII
Makna
Hukum Taurat
Hukum Taurat tidak
hanya okesepuluh perintah, tapi juga tata agama yang diberikan Allah kepada
Musa. Ditempat lain diajarkan bahwa Hukum Taurat ditetapkan karena
pelanggaran-pelanggaran, agar umat manusia diyakinkan bahwa mereka terkutuk dan
menjadi rendah hati, dan agar mereka kembali kepada Kristus. Tapi manusia tidak
sanggup melakukan hukum Allah kerana berdasarkan hukum kita kita semua
dihukium, dikutuk dan dijauhkan dari kebhagian yang ditujukan kedapa
orang-orang yang memeliharanya. Fungsi hukum taurat ada tiga. Yang pertama,
hukum itu memperlihatkan kebenaran Allah. Yang kedua, untuk menimbulkan rasa
takut akan hukuman, dan menahan orang-orang yang tidak mau peduli akan keadilan
dan kebenaran. Yang ketiga, dan yang terutama, lebih dekat denga tujuan Hukum
Taurat sebenarnya, terdapat diantara orang-orang percaya, yaitu mereka yang
dalam hatinya Roh Allah sudah hidup dan berkuasa. Wewenang hukum taurat tidak dikurangi sedikitpun, kita tetap harus
menerimanya dengan rasa hormat dan ketaatan yang sama.
Bab
VIII
Uraian
tentang Hukum Kesusilaan (Kesepuluh Perintah)
Kesepuluh perintah
mengungkapkan dan menjelaskan hukum yang tertera dalam hati nurani tiap orang.
Pelajaran yang bisa kita dapat dari hukum taurat, kita masih jauh sekali dari
memenuhi kehendak Allah. Tuntutan hukum Allah bersifat menyeluruh. Ada sepuluh
perintah Allah:
Hukum
pertama, maksudnya Allah lah yang agung dan mahakuasa, dan
patut untuk memerintah. Hukum kedua,
maksudnya bahwa Dialah satu-satunya Allah di dunia ini tempat kita berpegang. Hukum ketiga, maksudnya bahwa keagungan
namaNya suci bagi kita. Hukum keempat,
maksudnya hendaknya kita merenungkan Kerajaan Allah serta memakai perenungan
itu dengan memakai cara yang telah ditetapkanNya. Hukum kelima, maksudnya Allah ingin agar orang memelihara tertib
yang ditetapkanNya. Hukum keenam,
maksudnya Tuhan telah mengikat umat manusia, karena itu keselamatan orang
percaya dipercayakan kepada tiap orang-orang. Hukum ketujuh, maksudnya Allah yang mencintai kesucian, mengnginkan
kita juga suci. Hukum kedelapan, maksudnya
tiap orang diberikan sama, karena Allah benci ketidakadilan. Hukum kesembilan, maksudnya Allah
membenci kebohongan, hendaknya kita menjalankan kebenaran. Hukum kesepuluh, Allah menghendaki manusia segenap jiwa dikuasai
rasa cinta, maka segala sesuatu yang berlawanan dengan kasih sayang harus
dihalau dari hari kita.
Bab
VI, XII-XIV
Kristus
Sang Pengantara
Tidak ada keselamatan
diluar Kristus. Oleh karena itu, sejak awal dunia kepada semua orang terpilih
dianjurkan supaya mereka memandang kepada Dia, dan Dia menjadi tempat mereka
menaruh kepercayaan. Agar bisa melaksanakan jabatan sebagai pengantara, Kristus perlu menjadi
manusia. Allah menjadi manusia agar terjalin kedekatan dengan manusia, agar
manusia bertobat dan mau mengenal Allah lebih lagi. Kristus menjadi sama dengan
manusia sebagai pengantara. Firman itu telah menjadi manusia yang merupakan
penyataan Allah dan manusia, sesuai tugasNya sebagai pengantara.
Bab
XV-XVII
Karya
Kristus
Kristus mempunyai tiga
jabatan, yaitu Nabi, Raja dan Imam. Jabatan Yesus sebagai Nabi bertujuan supaya
kita tahu bahwa dalam pokok ajaran terdapat semua unsur hikmat yang genap.
Jabatan Yesus sebagai Raja, karena bahwa Dia menjadi Raja demi kita lebih
daripada demi diriNya sendiri. Makna jabatan Yesus sebagai Imam, sebagai
perantara bagi kita kepada Bapa disorga, dan membawa kita lebih dekat kepada
Tuhan.kasih Allah terhadap kita mendahului perdamaian di dalam Kristus. Allah
Bapa dengan kasihNya mendahului kita di dalam Kristus bahkan, karena Dia lebih
dulu mengasihi kita, maka kita diperdamaikanNya dengan diriNya. Dengan demikian
seluruh keselamatan terkandung di dalam Kristus dan hanya berasal daripadaNya
saja.
KITAB KETIGA
CARA KITA MENGAMBIL BAGIAN DALAM
ANUGERAH KRISTUS; KEBAIKAN-KEBAIKAN YANG KITA PEROLEH DARINYA DAN HASIL-HASIL
YANG DIBAWANYA
Bab
I-III
Karya
Roh Kudus
Roh Kudus adalah ikatan
yang dipakai Kristus untuk mengikat kita dengan erta pada diriNya. Roh Kudus
membawa kita semakin dekat dengan Allah. Allah menyatukan diriNya dengan kita
melalui Roh. Dan hanya melalui karunia serta kekuatan dari Roh itu pula
dijadikan anggota tubuhNya, sehingga Dia mempunyai kita dibawahNya, sebaliknya
kita mempunyai Dia. Iman adalah karunia dari Roh Kudus, tetapi tidaklah lepas
dari pengetahuan yang diperoleh dari Firman. Iman adalahpengetahuan akan
kehendak Allah kepada kita yang kita peroleh dari FirmanNya. Iman timbul dari
janji Allah tentang anugerah di dalam Kristus. Iman adalah pengetahuan yang
kokoh dan pati mengenai kebaikan Allah terhadap kita, bahwa pengetahuan itu
berdasarkan kebenaran janjiNya dari Kristus, dan oleh Roh Kudus pengetahuan itu
dinyatakan kepada akal kita dan dimateraikan di dalam hati kita. Pengetahuan
iman adalah kepastian, karena bertumpu pada janji Allah. Firman barulah membawa
hasil berkat pengaruh Roh Kudus didalam hati kita. Apa yang ditangkap oleh akal
budi, perlu dituangkan ke dalam hati. Sebab Firman Allah belum diterima oleh
iman selama masih di akal budi, tetapi baru diterima ketika di hati; supaya
menjadi yang tak terkalahkan terhadap segala godaan. Iman tidak ada tanpa ada
pengharapan. Pengharapan itu tiada lain ialah penantian akan hal-hal yang
menurut kepercayaan iman sesungguhnya dijanjikan oleh Allah. Oleh iman kita
dilahirkan kembali: pertobatan adalah buah iman. Pertobatan datang segera
sesudah iman, bahkan lahir dari iman itu.pertobatan bararti benar-benar
membalikkan kehidupan kita kepada Allah, dengan digerakkan oleh rasa takut yang
tulus dan sungguh-sungguh akan Dia. Pertobatan terdiri dari pematian daging
kita serta manusia lama, dan dari dihidupkannya kita oleh Roh. Ada tiga unsur
pokok dalam pertobatan. Pertama, bila pertobatan itu kita namakan dibalikkannya
hidup kita kepada Allah, maka yang kita inginkan tidak hanya perubahan dalam
perbuatan-perbuatan yang lahiriah. Kedua, pertobatan datang dari rasa takut
yang sunggu-sungguh akan Allah. Ketiga, pertobatan terdiri dari dua bagian,
yaitu dari dimatikannya daging dan dihidupkannya kita oleh Roh.
Bab
VI-X
Kehidupan
Kristen
Ajaran Alkitab yang
kita bicarakan terdiri dari dua pokok utama. Pertama, ialah: hendaknya cinta
akan kebenaran. Yang lain, ialah: hendaknya bagi kita ada patokan yang membuat
kita tidak sesat. Asas yang baik anjurannya bagi kita ialah bahwa kita harus
kudus, karena Allah kita kudus. Kristuslah telada bagi kita, dengan mengikut
teladan Kristus kita menjadi murid-murid yang layak bagi Kristus Guru kita.
Yang perlu bukanlah kesempurnaan, melainkan kesungguhan. Hendaklah kesempurnaan
itu tidak menjadi patokan utama bagi kita, tetapi yang terpenting pengandian
kita kepadaNya yang penuh ketulusan; dan kebulatan hati yang sungguh-sungguh
tulus dan ikhlas tanpa kepura-puraan dibaktikan kepadaAllah untukmelakukan
kesucian dan kebenaran. Kita bukan kepunyaan kita sendiri, melainkan kepunyaan
Allah. Oleh karena itu, manusia tidak lagi memusatkan perhatian pada dirinya sendiri,
tapi ditujukan pada pengabdian kepada Allah. Oleh karena itu, kita harus
melayani sesama kita. Kewajiban-kewajiban tidak hanya melaksanakan keharusan
kasih semata-mata, tapi yang memenuhinya ialah orang yang melaksanakannya
karena rasa kasih yang tulus ikhlas. Dan kita harus menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah, maksudnya ialah kita senantiasa memandang kepada Allah, agar kita
dibimbing dan dituntun ke masa depan mana saja yang menurut pemeliharaanNya
ditetapkanNya bagi kita. Jadi, tak seorang pun yang menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Tuhan, hingga dapat menerima kehidupannya sesuai dengan apa yang Tuhan
kehendaki. Tiap orang yang mau mengikut Dia, harus memikul salib. Hal ini
bertujuan untuk mematahkan kesombongan kita dan memperlihatkan betapa besarnya
kelemahan kita, menguji kesabaran kita, selanjutnya dalam penderitaan kita
terletak penghiburan istimewa. Hendaknya dalam menggunakan harta dunia ini kita
tidak menyalahgunakan anugerah Allah. Sebab harta itu da untuk kebaikankita,
bukan untuk merusak kita. Harta itu diciptakan agar berguna bagi kita serta
dititipkan kepada kita dan harus dipertanggungjawabkan nanti. Panggilan Tuhan
sebagai patokan kehidupan kita.
Bab
XI-XVIII
Pembenaran
Oleh Iman
Manusia dianggap benar
dihadapan Allah bila ia dibenarkan Allah, dan karena kebenarannya itu dianggap
benar oleh Allah. Barangsiapa dalam kehidupannya menunjukkan kemurnian dan
kesucian yang besar dihadapan tahta Allah layak disebut sebagai kebenaran, atau
barangsiapa karena perbuatan-perbuatannya yang tanpa cacat sanggup memberi
jawaban yang memuaskan dalam pengusutan Allah, dialah yang dibenarkan karena
perbuatan-perbuatannya. Orang berdosa memperoleh keselamatannya, bila dari
ajaran injil ia mengaku bahwa ia berdamai dengan Allah. Artinya dengan perantaraan
kebenaran Kristus, dan memperoleh pengampunan dosa-dosanya, ia dibenarkan.
Pembenaran oleh iamn tidak bisa tidak berdasarkan pengampunan dosa. Dosa adalah
pemisah manusia dari Allah, karena itu tiap orang harus mengakui dosanya dan
minta pengampunan dari Allah dengan itu kita akan mendapat pengakuan dosa dan
dibenarkan oleh Allah. Dengan perantaraan Kristus, kita dapat dibenarkan di
hadirat Allah. Hanya kepercayaan kepada rahmat Allah yang memberi kepastian
tentang keselamatan. Iman adalah sesuatu yang pasif semata-mata, tapi hanya
menerima dari Kristus apa yang tidak ada pada kita. Tidak mungkin orang yang
tidak beriman menghasilkan perbuatan baik. Orang akan memperoleh anugerah Allah
jika perbuatannya berkenan kepada Allah dan sebelumnya mendapat anugerah dalam
pandanganNya. Perbuatan-perbuatan orang percaya pun masih rusak. Segala
perbuatan baik kita karena anugerah Allah, tidak boleh kita menganggap itu
hasil usaha kita sendiri karena akan menjadi sia-sia. Namun, perbuatan baik
memang berkenan pada Allah, bahkan banyak manfaatnya bagi yang melakukannya,
dan sering mendapat anugerah besar sebagai imbalan: bukan karena hasil dari
perbuatannya, tapi karena kebaikan Tuhan sendiri menetapkan hadiah baginya.
Ajaran ini tidak menghilangkan rangsangan untuk berbuat baik. Janji-janji dalam
Hukum Taurat bermaksud menunjuk kepada Kristus. Tiap perbuatan kita ada
imbalannya, tapi tidak ada jasanya. Untuk perbuatan baik dijanjikan imbalan –
supaya kelemahan daging kita diatasi dengan sedikit bantuan, bukan supaya kita
sombong. Jadi siapa yang menyimpulkan adanya jasa dalam perbuatan, ia sangat
jauh menyimpang dari maksud Allah yang benar.
Bab
XIX
Kebiasaan
Seorang Kristen
Kebebasan seorang Kristen
terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama, bila hati nurani orang-orang percaya
mencari kepastian sehingga mereka percaya dibenarakan di hadirat Allah, dan
meninggalkan hukum dibelakangnya, dan melupakan seluruh kebenaran yang berasal
dari hukum. Bagian kedua, bergantung pada kebebasan yang pertama tadi, bahwa
hati nurani taat pada Hukum, tapi setelah bebas dari hukum tersebut, hati itu
taat pada kehendak Tuhan dengan rela. Bagian ketiga, dalam hal-hal lahiriah,
kita tidak terikat dihadapan Tuhan oleh keharusan keagamaan apapun. Kita harus
memakai kebebsan kita untuk sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi sesama.
Kebebasan rohani tidak berarti kebebasan dari segala ketaklukan jasmani.
Bab
XX
Mengenai
Doa
Doa merupakan penghubung
antara manusia dan Allah. Kita berdoa karena hal ini diajarkan Allah kepada
kita, dan juga untuk kebaikan kita. Hal yang perlu diperhatikan saat berdoa
berdasarkan hukum pertama hendaklah kita halau segala kesusahan yang asing yang
datangnya dari luar, yang membuat hati kita tidak tenang. Dua hal terutama yang
perlu diperhatikan, niat dan pikiran kita diarahkan kepada Allah, yang kedua
kita tidak boleh meminta lebih dari apa yang diizinkan Allah kepada kita. Hukum
kedua, waktu kita berdoa kita benar-benar menyadari kekurangan kita, dan sadar
bahwa kita butuh Dia. Hukum ketiga, kita harus menjauhi segala pikiran akan
kekayaannya sendiri, melepaskan segala khayalan mengenai martabatnya sendiri.
Hukum keempat,dengan sujud dan dikuasai oleh rasa rendah hati, kita juga harus
kokoh akan didengar dan terdorong untuk berdoa. Doa kita dipanjatkan dalam nama
Kristus, karena Dialah satu-satunya jalan pintu masuk menemui Allah. Ada juga
beberapa doa-doa umum. Doa Bapa Kami sebagai pedoman kita, segala sesuatu yang
harus dan pada umumnya dapat kita minta kepada Allah dengan doa ada dalam doa
ini yang diajarkan Kristus kepada kita. Kita harus berdoa secara teratur dan
tekun, karena kita yakin bahwa Dia selalu mendampingi kita.
Bab
XXI-XXIV
Predestinasi
Ajaran predestinasi
mengandung bahaya, tapi perlu dikemukakan. Predestinasi kita namakan keputusan
Allah yang kekal dan dengannya Dia menetapkan untuk diriNya sendiri apa yang
menurut kehendakNya akan terjadi atas tiap orang. Sebab, tidak semua orang
diciptakan dalam keadaan sama; tapi
untuk yang satu ditentukan kehidupan yang kekal. Ada beberapa ajaran di Alkitab mengenai predestinasi, seperti yang terdapat
di Ef. 1:4, bahwa kita sudah dipilih Kristus sebelum dunia dijadikan. Didalam
Yohanes ada beberapa pasal yang menyatakan predestinasi, kesimpullan yang
didapatkan ialah behwa tak seorang pun menonjol karena ketekunannya sendiri,
sebab Kristus menetapkan diriNya sebagai pelaku pemilihan itu. Penekatannya,
Allah dengan karunia pengangkatan bebas memilih dan menciptakan orang-orang
yang dikehendakiNya, dan sebab hakiki dari pemilihan itu terletak dalam diriNya,
karena Dia menuruti perkenananNya yang tersembunyi. Muncul berbagai sanggahan
terhadap predestinasi tetapi semuanya itu bisa dijawab dan kesimpulan dari
jawaban tersebut ialah bahwa Allah tidak memandang manusianya, tapi dari
kebaikan hatiNya mengambil alasan untuk berbuat baik kepadanya. Jadi, bahwa
Allah memilih satu menolak yang lain, alasannya bukan bahwa Dia melihat
manusianya, melainkan hanya belas kasihanNya yang harus bebas memilih dan
menyatakan diri, dimana saja kapan saja itu berkenan kepadaNya. Allah juga
memanggil orang-orang yang dipilihNya. Dan bila sampai pada pemilihan, maka
dari segi manapun juga hal itu terjadi semata-mata karena belas kasihan Allah.
Iman adalah hasil pemilihan, bukan sebaliknya. Kristus cermin tempat menatapi
pemilihan. Jika kita ingin mengetahui apakah keselamatan kita menjadi pokok
perhatian bagi Allah, maka kita harus meneliti apakh kita diserahkanNya kepada
Kristus yang dijadikanNya satu-satunya penyelamat bagi seluruh umatNya. Maka
marilah kita dekap Kristus, agar kita dianggapNya sebagai kawan dan akan tetap
dijaga didalam didalamNya. Ada beberapa orang yang terpanggil secara lahiriah
dan batiniah menurut kehendak Allah sendiri. Sebelum terpanggil, orang-orang
yang terpilih sama dengan yang lain. Alasan Allah menolak orang-orang yang
tidak terpilihNya tidak dapat dimengerti dengan jelas, tetapi jangan jadikan
hal ini membuat kita tidak mau mengakui bahwa kita tidak memahami sesuatu, bila
hikmat Tuhan sedang mencapai puncaknya.akan tetapi, jika kita dapat percaya janji-janji
Injil/ janji j-janji keselamatan sama sekali tidak ada yang bertentangan dengan
predestinasi orang-orang yang ditolak, asal kita mengarahkan pikiran kita pada
akibatnya.
Bab
XXV
Mengenai
Kebangkitan Orang Mati
Kebangkitan adalah
kebangkitan daging. Memang sukar dipercaya bahwa tubuh-tubuh yang sudah binasa
akan bangkit lagi kalau sudah tiba waktunya. Maka Alkitab menyediakan dua
pertimbangan yang bisa membantu iman agar mengatasi rintangan sebesar itu: yang
satu terletak dalam kesamaan (kita) dengan Kristus, yang lain dalam
kemahakuasaan Allah. Sebab sebgaimana tertulis dalam Alkitab agar kita
menantikan kedatangan Kristus, dan sampai saat itu Alkitab menangguhkanmahkota
kemuliaan itu, maka sebaiknya kita menerima batas-batas yang ditetapkan Allah.Yang
dibangkitkan ialah tubuh kita ini. Kita harus puas dengan apa yang dikatakan
Alkitab mengenai kebangkitan. Dari antara orang banyak, ada beberapa yang
lamban dan malas untuk memperjuangkan keselamatnnya, namun dalam khayal mereka
sudah bayangkan kemenangan mereka. Nasib orang-orang yang tidak percaya, makin
disesakkan Allah, agar didorong untuk bergegas sambil memikul beban salib,
sampai Dia sendiri “menjadi semua didalam semua”.
KITAB KEEMPAT
ALAT-ALAT ATAU SARANA-SARANA YANG
DENGANNYA ALLAH MENGUNDANG KITA UNTUK MASUK KE DALAM PERSEKUTUAN DENGAN KRISTUS
DAN MEMBUAT KITA TETAP MENJADI ANGGOTANYA
Bab
I
Mengenai
Gereja Yang Sejati Dan Kesatuannya
Didalam bagian ini
dibahas mengenai saran yang disediakan Allah untuk menolong kelemahan kita. Dia
menentukan cara mendekati Dia. Maka yang harus dibahas sekarang ialah Gereja
dan pemerintahannya, sususan jabatan dan kekuasaannya; juga sakramen-sakramen
dan akhirnya pemerintahan sipil. Bila dalam iman rasuli kita mengaku percaya
gereja, maka yang dimaksudkan disini bukan hanya gereja yang kelihatan, tapi
juga semua orang pilihan Allah, termasuk mereka yang sudah mati. Kata “percaya”
ini menjadi pembeda antara anak Allah dan yang bukan anak Allah serta binatang
buas. Gereja dinamakan “Katolik” atau”Am”, karena orang-orang yang didalamnya
dibuat menjadi satu dalam iman, pengharapan, dan kasih, oleh Roh Allah yang
sama. Dan yang mereka yang terpanggil menerima warisan yang sama serta memasuki
persekutuan dengan satu Allah dan Kristus. Pasal pengakuan iman dalam arti
tertentu menyangkut Gereja yang lahiriah. Maksudnya agar kita hidup dalam
kerukunan bersaudara dengan semua anak Allah. Karena itu ditambahkan:
“persekutuan orang-orang kudus”. Diluar Gereja, ibu kita, tidak ada
keselamatan. Pelayan-pelayan Gereja sebgai pendidik kita. Hal ini mengandung
manfaat ganda. Sebab pada satu pihak ketaatan kita dicobaNya, bila kita
mendengar pelayan-pelayanNya berbicara seakan-akan Dia sendiri yang kita
dengarkan; dipihak lain Ia menolong kelemahan kita melalui pelayanNya. Gereja
yang tidak kelihatan yang hanya dapat dipandang oleh mata Allah, kita
diperintahkan untuk menghormati Gereja, dan untuk menghormati persekutuan
dengan sesama. Anggota-anggota gereja ialah orang yang mengakui pengakuan iman,
sakramen-sakramen, mengakui Allah dan Kristus. Tanda-tanda untuk mengenal
Gereja ialah dimana ada Firman Allah yang diberitakan dan didengarkan serta
sakramen-sakramen dilayankan menurut peraturan Kristus ditu ada Gereja Allah.
Persekutuan dengan Gereja tidak boleh dilepaskan begitu saja. Jangan sampai
kita meninggalkan persekutuan Gereja, atau tetap tinggal didalamnya tetapi
mengganggu kedamaian dan ketertibannya yang diatur dengan baik. Mereka yang mau
meninggalkan persekutuan lahiriah yaitu Gereja, tempat Firman Allah
diberitakan, bagi mereka tiada maaf. Selanjutnya, kekurangan yang ada pada
beberapa orang hendaknya tidak mengganggu kita untuk beribadah sesuai dengan
upacara-upacara yang telah ditetapkan Allah. Sebab, hati nurani tidak terganggu
oleh aib orang lain. Dan segala kerahasiaan tidaklah menjadi kurang suci dan
manjur bagi yang suci dan jujr karena disentuh oleh yang tidak suci. Gereja
tetap hidup dari pengampunan dosa. Melalui pengampunan dosa, Allah memasukkan
dan menerima kita kedalam GerejaNya,serta dipeliharaNya dan dilindungiNya kita
didalamnya.
Bab
III
Guru-Guru
Dan Pelayan-Pelayan Gereja; Cara Mereka Dihunjuk; Jabatan Mereka
Susunan pemerintahan
Gereja ditentukan oleh Allah sendiri, ada beberapa alasan mengapa Ia mau
memakai manusia. Pertama, Dia menyatakan kesudianNya kepada kita karena
diantaranya manusia dipilihNya menjadi utusanNya. Kedua, untuk melatih kita
menjadi rendah hati, karena kita dibiasakan mematuhi FirmanNya. Tiap pelayan
Gereja mempunyai tugasnya masing-masing ada yang memimpin jemaat, untuk urusan
kaum miskin diserahkan kepada diaken, tetapi jabatan diaken terbagi dua,
pertama ialah diaken yang membagikan sumbangan dan yang lain mereka yang
menyibukkan diri dengan kaum miskin dan orang sakit. Untuk dapat disebut
sebagai pelayan gereja yang benar, maka yang diperlukan supaya dengan teratur
ia dipanggil kepada pelayanan itu, dan melaksanakan tugas-tugasnya. Pembicaraan
pokok ini menyangkut empat pokok: (1) sifat yang harus dimiliki oleh mereka
yang terpilih adalah mereka yang sehat ajarannya dan suci jalan hidupnya, yang
menjaganama baiknya sehingga tidak melecehkan jabatan gerejawi; (2) cara mereka
dipilih dengan penuh keseganan religius yang harus diindahkan dalam pemilihan
itu; (3) oelh siapa pelayan itu seharusnya dipilih; (4) acara peneguhan, pasal
terakhir yang telah kami sebut berhubung dengan pemanggilan para pelayan.
Bab
VIII
Kuasa
Gereja: Wewenangnya Untuk Menetapkan Pokok-Pokok Ajaran
Hal ajaran mengandung
dua bagian: wewenang untuk mengajarkan dogma-dogma,dan untu menafsirkan dogma
tersebut.Segala wewenang yang diberikan Roh Kudus kepada pelayan didasarkan
oleh Firman. Pada masa Perjanjian Lama pun Allah menyatakan diriNya dengan
perantaraan AnakNya. Pelayan tidak boleh memberi ajaran yang salah, mereka yang
ingin memperoleh pegetahuan tantang Allahperlu dibimbing oleh Hikmat yang
kekal.
Bab
X
Hukum
Allah Dan Hukum Manusia
kebebasanKristen tidak
dapat diganggu gugat oleh hukum Gereja. Hati nurani orang tidak boleh dibebani
kewajiban-kewajiban dalam hal-hal yang
kepadanya diberikan kebebasan dari Kristus. Hati nurani terikat pada
hukum-hukum sipil. Hukum dikatakan mengikat hati nurani, karena seseorang
diikatnya tanpa memandang atau memperhitungkan orang-orang lain yang hidup di
dunia. Segala jenis peraturan menyangkut ibadah yang benar kepada Allah dan
yang pemeliharaannya dipaksakan kepada hati nurani seolah-olah ada keharusan
mematuhinya. Namun, perlu ada undang-undang dalam Gereja. Undang-undang yang
dapat diterima adalah undang-undang yang dapat menertibkan dengan baik, maka
terwujudlah kedamaian dan ketentraman. Undang-undang manusia pun harus
ditetapkan berdasarkan Firman Tuhan.
Bab
XI-XII
Kuasa
Gereja Untuk Menjalankan Disiplin
Seluruh kuasa Gereja
untuk menjalankan disiplin menyangkut disiplin di bidang kesusilaan.
Pemerintahan sipil membantu memajukan para penguasa pemerintahan yang ada. Kita
juga harus disiplin gerejawi. Tujuan pertama disiplin gereja agar ada
batasan-batasan sebagai seorang Kristen. Tujuan kedua supaya orang-orang baik
tidak dirusak karena bergaul terus dengan orang-orang jahat. Pelaksanaan
disiplin harus disertai sikap lemah lembut.
Bab
XIV
Sakramen-Sakramen
Pada Umumnya
Sakramen adalah suatu
tanda lahiriah yang dipakai Allah untuk memateraikan dalam batin kita
janji-janji akan kerelaanNya terhadap kita, supaya iman kita diteguhkan dan
menyatakan kasih dan kesetian kita kepadaNya. Sakramen tidak pernah ada tanpa
janji yang mendahuluinya, sebaliknya sakramen merupakan tambahan pada janji,
untuk mengokohkan dan memateraikan janji itu sendiri, serta menegaskannya
kepada kita, bahkan untuk membuatnya berlaku. Roh Kudus yang membawa anugerah
Allah, yang dalam sakramen diri kita menyediakan tempat untuk sakramen dan yang
membuat itu berbuah. Sakramen pada Perjanjian Lama mempunyai tujuan sebagai
bimbingan kepada Kristus, atau lebih tepatnya Dia memperlihatkan dan
menampilkan kepada kita bentuk gambaran-gambaran supaya kita mengenalNya, serta
untuk memperlihatkan bayang-bayang Kristus pada waktu Ia masih dinantikan.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru memberi
kesaksian tentang Dia yang telah diutus dan dinyatakan.
Bab
XV
Sakramen
Baptisan Kudus
Baptisan adalah tanda
bahwa kita diterima masuk ke dalam persekutuan Gereja, supaya kita dapat
ditanamkan didalam Kristus. Cara-cara baptisan membantu iman kita: baptisan
menandakan penyucian kita oleh darah Kristus. Baptisan itu harus kita terima
dengan janji bahwa siapa percaya dan dibaptis, akan diselamatkan. Baptisan
membantu iman kita karena merupakan tanda dimatikannya kita dan dibaharuinya
hidup kita di dalam Kristus, hal ini karena baptisan adalah tanda penyatuan
kita dengan Kristus. Pembaptisan kita juga merupakan pengakuan iman kita
terhadap orang-orang. Bagaimana baptisan diselenggarakan tidak penting melalui
cara pembatisannya, tapi dari proses berjalannya baptisan itu, agar tidak ada
pokok-pokok penting yang terlupakan saat pembaptian yang datang dari Allah
bahkan diciptakan olehNya. Orang yang berhak melayankan baptisan adalah mereka
yang telah Tuhan percayakan.
Bab
XVI
Baptisan
Anak-Anak
Dulu anak-anak disunat,
tapi sekarang mereka patut dibaptis. Alkitab sungguh-sungguh memebenarkan dan
menunjangnya. Manfaat baptisan ini sebagai tanda ilahi yang diberikan kepada
sang anak untuk menegaskan janji yang diajukan kepada orangtua yang saleh, bagaikan
materai yang diterakan padanya.
Bab
XVII
Perjamuan
Kudus Kristus Dan Apa Yang Dianugerahkannya Kepada Kita
Buah dari sakramen ini
adalah kesatuan dengan Kristus. Sehingga segala sesuatu yang adalah
kepunyaanNya boleh dikatakan kepunyaan kita. Kita boleh menjadi yakin bahwa
kehidupan kekal yang telah diwarisiNya menjadi milik kita, dan Kerajaan Sorga
yang telah dimasukiNya tak dapat luput dari kita sebagaimana tak dapat luput
dari Dia. Roti dan anggur menujuk pada makanan dan minuman rohani. Bila roti
sebagai lambang tubuh Kristus, maka kita harus memahami manfaat dari roti itu
sebagai sumber nutrisi bagi tubuh kita dan menguatkan tubuh kita, demikian pula
tubuh Kristus yang dapat mengasuh dan menghidupkan jiwa kita. Demikian pula
anggur sebagai darah Kristus, kegunaannya sama diberikan kepada kita secara
rohani, maknanya sebagai mengasuh, menyegarkan, menguatkan dan menggembirakan
kita.kehidarn Kristus dalam perjamuan kudus harus dianggap sedemikian rupa
hingga Dia tidak diikat pada unsur roti. Karena itu ada dua pembatas: (1)
kemuliaan sorgawi Kristus tidak boleh dikurangi; (2) tubuhnya jangan dianggap
mempunyai sifat apapun yang tidak cocok dengan tabiat manusia. Tubuh Kristus
tidak turun ketempat kita, melainkan kita diangkat kepada Dia. Cara merayakan
perjamuan kudus harus penuh dengan hikmat, baik melalui caranya dan prosenya
yang berlangsung.
Bab
XX
Mengenai
Pmerintahan Sipil
Tidak ada pertentangan
antara pemerintahan negara dan Kerajaan Kristus. Maksud pembedaan itu bukanlah
supaya kita mengira bahwa seluruh pemerintahan sipil itu perkara yang kotor,
yang bukan urusan orang Kristen.tapi karena jenis pemerintahan ini berbeda dari
Kerajaan Kristus. Tugas dari pemerintahan agama, untuk menjaga ketentraman
rakyat; menegakkan keadilan; keihklasan dan sopan santun satu sama lain
dijunjung tinggi. Maka dari itu siapapun tak boleh meragukan lagi kekuasaan
politis adalah suatu panggilan, yang tidak hanya suci dan sah dihadapan Allah,
tetapi juga kudus dan terhormat. Jika pemerintah yang menyimpang dari peraturannya,
kita harus mengingat dosa-dosa kita, lalu merendahkan hati kita, dan membawanya
di dalam doa kepada Allah berseru minta pertolongan kepadaNya. Dia akan
menolong kita untuh menjatuhkan pemerintahan yang menyimpang itu.
Komentar
Posting Komentar